SMK NEGERI AMPERA

BERITA

SMK Negeri Ampera Gelar Upacara Bendera Peringati 30 September 1965 dan Hari Kesaktian Pancasila

AMPERA — SMK Negeri Ampera melaksanakan upacara bendera pada Rabu (1/10/2025) dalam rangka memperingati peristiwa bersejarah 30 September 1965 sekaligus menyambut Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Oktober.

Upacara dimulai tepat pukul 07.00 WITA, dipimpin langsung oleh Drs. Moh. Bajher Kamahi, M.Pd selaku Kepala Sekolah, serta diikuti oleh seluruh dewan guru, staf, dan peserta didik. Upacara berlangsung khidmat dan penuh makna.

Sebelum menyampaikan amanat tambahan, Kepala Sekolah terlebih dahulu membacakan pidato peringatan Hari Kesaktian Pancasila, yang berisi refleksi penting tentang perjalanan bangsa. Berikut adalah pidato lengkaapnya:


“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Rahayu.

 Hadirin yang saya hormati, 

Hari ini kita berkumpul dalam suasana penuh makna untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Setiap tanggal 1 Oktober, bangsa Indonesia kembali diingatkan bahwa Pancasila adalah dasar negara yang tidak tergoyahkan. Ia hadir sebagai pemersatu bangsa, dari Sabang sampai Merauke, dan dari Miangas hingga Pulau Rote.

Sejarah mencatat bahwa pada tahun 1965, bangsa ini pernah diguncang oleh upaya untuk mengganti ideologi. Namun, berkat keteguhan hati dan persatuan seluruh rakyat, Pancasila tetap berdiri tegak. Inilah bukti nyata bahwa ideologi kita benar-benar sakti, bukan hanya dalam arti simbolis, tetapi juga sebagai panduan nyata dalam menghadapi tantangan zaman.

Peristiwa G30S menjadi saksi bahwa bangsa ini pernah diuji dengan upaya penggantian ideologi. Namun berkat kekompakan dan semangat kebangsaan, Pancasila tetap berdiri kokoh sebagai dasar negara. Ini bukan sekadar kemenangan politik, tetapi juga kemenangan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

Kita tidak boleh lengah. Ancaman terhadap persatuan dan ideologi bangsa masih bisa muncul dalam bentuk yang lebih halus: polarisasi, intoleransi, penyebaran hoaks, dan disinformasi. Oleh karena itu, kita semua, terutama generasi muda, harus memperkuat literasi kebangsaan dan kembali menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Pancasila bukan sekadar slogan atau simbol di dinding kelas dan kantor. Ia harus hidup dalam tindakan: dalam cara kita bertoleransi, saling menghargai, bekerja sama, dan menjunjung tinggi keadilan.

Saat ini, ancaman terhadap persatuan bangsa hadir dalam bentuk baru. Polarisasi politik, intoleransi, ujaran kebencian, hingga penyebaran hoaks kerap menggerus rasa kebersamaan kita. Oleh karena itu, mari jadikan peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025 sebagai momentum untuk memperkuat literasi kebangsaan, menanamkan nilai-nilai Pancasila, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Marilah kita terus memperingati Hari Kesaktian Pancasila dengan semangat untuk memperkuat keindonesiaan kita. Karena hanya dengan bersatu dan menjunjung tinggi Pancasila, kita bisa menggapai cita-cita Indonesia Emas.

Marilah kita jaga terus persatuan bangsa ini. Dengan berpegang pada Pancasila, kita yakin dapat mewujudkan Indonesia Raya yang maju, adil, dan sejahtera.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Rahayu”.

Usai membacakan pidato tersebut, Drs. Moh. Bajher Kamahi,M.Pd menyampaikan pesan khusus bagi siswa, guru, dan staf SMK Negeri Ampera. Beliau menekankan bahwa meskipun tidak semua masyarakat memperingati peristiwa G30S/PKI, generasi muda wajib memahami sejarah tersebut sebagai cermin dan pelajaran berharga agar tragedi serupa tidak terulang kembali.

Beliau juga mengingatkan bahwa di tengah perkembangan zaman, masih ada upaya-upaya untuk mengganti ideologi bangsa. Oleh karena itu, seluruh warga sekolah diajak untuk senantiasa saling menjaga dan mempertahankan ideologi negara, yakni Pancasila, yang telah terbukti mampu mempersatukan bangsa Indonesia dalam keberagaman.

Lebih jauh, beliau menegaskan bahwa upacara ini bukan sekadar rutinitas seremonial, melainkan sarana membangun kesadaran kebangsaan, menanamkan rasa nasionalisme, dan memperkuat tekad menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan semangat persatuan dan nilai-nilai Pancasila yang dihayati bersama, beliau berharap para siswa dapat tumbuh menjadi generasi yang cerdas, berkarakter, serta siap melanjutkan perjuangan bangsa. (Gus)

Share to :